Senin, April 21, 2008
Sanken luncurkan dispenser tiga pilihan jenis air
Sisfo.net SELAMA ini produk dispenser yang kita ketahui hanya memiliki dua pilihan bagi penggunanya: panas dan dingin. Namun Produsen elektronik merek Sanken di bawah naungan PT Istana Argo Kencana, meluncurkan produk dispenser berbeda dengan produk sebelumnya. Berkode HWD985SH, dispenser ini dilengkapi pilihan fasilitas tiga jenis air: super panas, dingin, dan normal. Dilengkapi pula dua thermostat yang ditempatkan terpisah. Fasilitas super panas mampu memanaskan air dari 82 derajat celcius menjadi 96 derajat celcius dalam waktu hanya satu menit saja. Dispenser juga dilengkapi lemari pendingin yang mampu menyimpan minuman botol lebih lama karena ada dua thermostat.
Tentunya fasilitas ini sangat bermanfaat bagi pemakai yang ingin menyediakan minuman hangat atau panas seperti teh, kopi, dan susu. Atau juuga menyediakan makanan sereal seperti oatmeal (bubur gandum), coco krunch, corn flake. Ingin makan mie instan secara cepat, menggunakan fasilitas ini juga bisa. Chief Executive Officer, PT Istana Argo Kencana, Agus Subiantoro, mempromosikan, dispenser Sanken tersebut dilengkapi dengan 100 persen stanless steel dan selang anti jamur yang mampu menaham panas sampai 96 derajat celcius sehingga mematikan kuman di dalamnya. "Untuk produk dispenser yang diluncurkan ini kami menargetkan penjualan sebanyak 20.000 unit setiap tahunnya, saat ini produk unggulan Sanken berasal dari pendingin ruangan tahun lalu berhasil terjual 950.000 unit," ujarnya, saat peluncuran produk itu, Selasa. Mengenai produknya ini, pihaknya meminta pemerintah memberikan perlindungan dari produk ilegal. "Harus ada penegakan hukum dari pemerintah agar tidak mematikan produsen dalam negeri," tegasnya. Perhatian yang dimintanya dari pemerintah yakni seputar peredaran produk elektronik asal Cina yang dianggap terlalu murah karena disinyalir masuk ke Indonesia secara ilegal. Menurutnya, pemerintah harusnya menyadari pengembangan industri elektronik di Indonesia tidak mudah karena hampir 70 persen komponennya didatangkan dari luar negeri sehingga sangat terpengaruh fluktuasi nilai tukar. Sementara, kata Agus, produk itu dijual ke pasar Indonesia dengan mata uang rupiah serta tetap mempertimbangkan kemampuan membeli masyarakat. Sehingga produsen harus memperhatikan harga agar tetap terjangkau. Agus mengatakan, industri elektronik di Indonesia terpengaruh dengan perkembangan makro ekonomi. Jadi selain nilai tukar rupiah, industri juga sangat terpengaruh dengan perkembangan harga BBM. Harga BBM itu terkait dengan komponen plastik sehingga jelas ini sangat berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan. "Kami harus pandai-pandai melakukan inovasi agar produk tetap terjangkau di masyarakat," ujarnya.
24 Jan 2008
Sumber: HarianTerbit
Tentunya fasilitas ini sangat bermanfaat bagi pemakai yang ingin menyediakan minuman hangat atau panas seperti teh, kopi, dan susu. Atau juuga menyediakan makanan sereal seperti oatmeal (bubur gandum), coco krunch, corn flake. Ingin makan mie instan secara cepat, menggunakan fasilitas ini juga bisa. Chief Executive Officer, PT Istana Argo Kencana, Agus Subiantoro, mempromosikan, dispenser Sanken tersebut dilengkapi dengan 100 persen stanless steel dan selang anti jamur yang mampu menaham panas sampai 96 derajat celcius sehingga mematikan kuman di dalamnya. "Untuk produk dispenser yang diluncurkan ini kami menargetkan penjualan sebanyak 20.000 unit setiap tahunnya, saat ini produk unggulan Sanken berasal dari pendingin ruangan tahun lalu berhasil terjual 950.000 unit," ujarnya, saat peluncuran produk itu, Selasa. Mengenai produknya ini, pihaknya meminta pemerintah memberikan perlindungan dari produk ilegal. "Harus ada penegakan hukum dari pemerintah agar tidak mematikan produsen dalam negeri," tegasnya. Perhatian yang dimintanya dari pemerintah yakni seputar peredaran produk elektronik asal Cina yang dianggap terlalu murah karena disinyalir masuk ke Indonesia secara ilegal. Menurutnya, pemerintah harusnya menyadari pengembangan industri elektronik di Indonesia tidak mudah karena hampir 70 persen komponennya didatangkan dari luar negeri sehingga sangat terpengaruh fluktuasi nilai tukar. Sementara, kata Agus, produk itu dijual ke pasar Indonesia dengan mata uang rupiah serta tetap mempertimbangkan kemampuan membeli masyarakat. Sehingga produsen harus memperhatikan harga agar tetap terjangkau. Agus mengatakan, industri elektronik di Indonesia terpengaruh dengan perkembangan makro ekonomi. Jadi selain nilai tukar rupiah, industri juga sangat terpengaruh dengan perkembangan harga BBM. Harga BBM itu terkait dengan komponen plastik sehingga jelas ini sangat berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan. "Kami harus pandai-pandai melakukan inovasi agar produk tetap terjangkau di masyarakat," ujarnya.
24 Jan 2008
Sumber: HarianTerbit
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar